7 Mitos tentang Tidur & Pengaruhnya pada Kesehatan

Posted by Kang Atho on Sunday, February 26, 2012


Tidur adalah kegiatan yang tidak terpisahkan dari hidup kita, karena tidur merupakan kesempatan bagi tubuh untuk mengurangi volume pekerjaannya, dan secara khusus berkonsentrasi untuk memperbaiki sel-sel, organ-organ, sistem kerja, dan mempersiapkannya untuk bekerja lagi besok harinya.

 Manusia yang hidup di zaman modern – dengan beragam aktifitasnya – banyak yang telah kehilangan kesempatan untuk tidur dengan enak dan cukup. Waktu malam hari yang seharusnya dipergunakan untuk beristirahat, digunakan juga untuk beraktifitas setelah seharian penuh bekerja. Aktifitas yang tidak konsisten – kadang tidur kadang tidak – bisa berakibat kekacauan irama tubuh dan bisa mengganggu kesehatan fisik maupun mental.
7 mitos tentang tidur berikut ini masih diyakini banyak orang,
dan mungkin salah satunya adalah anda.
 1. Tidur malam yang cukup adalah selama delapan jam

Tidak ada yang pasti dengan jumlah itu. Setiap orang mempunyai kebutuhan tidur yang berbeda-beda, dan anda akan mengetahuinya kalau tidur anda sudah cukup, ketika anda tidak merasa terkantuk-kantuk dalam situasi yang membosankan di sore hari, demikian kata seorang psikolog dari Universitas New York, Joyce Walsleben, PhD.

2. Kalau bisa, lebih banyak tidur lebih sehat

Begitu keinginan sebagian orang. Tetapi tahukah anda beberapa penelitian mendapati bahwa orang yang tidur lebih dari delapan jam setiap malamnya meninggal lebih muda dibanding orang yang tidur antara enam dan delapan jam. Apa yang belum diketahui oleh para ilmuwan adalah apakah tidur lebih lama menyebabkan kesehatan menjadi buruk atau suatu gejala tentangnya, kata Najib Ayas, MD., MPH, seorang asisten profesor pengobatan di Universitas Columbia, Inggris. Para tukang tidur beresiko menderita penyakit seperti apnea tidur (pernafasan berhenti sementara waktu pada saat tidur), depresi, atau kencing manis tak terkendali disebabkan menghabiskan banyak waktu di tempat tidur.

3. Beberapa orang merasa benar-benar tidur secara sempurna dalam empat jam saja

Para penidur dengan waktu singkat – termasuk Bill Clinton, Madonna, dan Margaret Thatcher – tidak perlu tidur yang lebih banyak dari itu. “Sebetulnya mereka hanya tidak menyadari betapa mengantuknya mereka,” kata Thomas Roth, PhD., peneliti tidur pada Henry Ford Hospital di Detroit. Terlalu sedikit tidur tidak baik bagi kesehatan anda dan gambarannya bagi anda, kurang tidur dapat membuat anda menjadi tidak efektip (seperti merusak penampilan, penilaian, dan kemampuan memberikan perhatian), sakit (melemahnya sistim kekebalan tubuh), dan kelebihan berat badan. Faktanya, wanita yang tidur 5 jam atau lebih sedikit dari itu dalam satu malam, sepertiganya lebih mungkin memperoleh 15 kilogram atau lebih ketika berusia di atas 16 tahun dibandingkan dengan wanita yang tidur selama 7 jam, menurut riset seorang perawat kesehatan Harvard. Anehnya, mengurangi tidur terlalu banyak sehingga kurang dari 6 jam sama akibatnya dengan tidur yang terlalu lama, yakni beresiko tinggi mengalami permasalahan jantung dan kematian. Dan, tentu saja, menahan kantuk selama mengemudi adalah berbahaya. “Perasaan sangat lemah selama perjalanan seakan-akan anda sedang mabuk dengan legal,” kata Walsleben.

4. Bangun sepanjang malam akan membuat anda merasa lelah sepanjang hari.

Itu bisa jadi adalah siklus alami tubuh kita. Banyak binatang tidur seperti itu, dan ada banyak indikasi kalau nenek moyang kita melakukan hal yang sama, barangkali untuk berbicara atau berhubungan seks sepanjang malam, kata Thomas Wehr, MD., mantan ilmuwan di Institut Nasional Kesehatan Jiwa. Ketika 15 orang dalam sebuah penelitiannya dibiarkan tinggal di suatu ruangan tertutup tanpa cahaya buatan selama beberapa minggu, dan mereka tidur 3 sampai 5 jam, lalu bangun selama 1 atau 2 jam, kemudian tidur lagi, kembali tidur lagi selama 4 jam atau lebih lama – dan mereka berkata bahwa mereka merasa belum benar-benar beristirahat.




5. Anda memerlukan obat jika susah tidur setiap malam.

Obat tidur dirancang untuk permasalahan tidur berjangka pendek, disebabkan oleh stres karena peristiwa tertentu, seperti kehilangan pekerjaan atau mengikuti penerbangan yang sangat lama, misalnya. Orang-orang dengan permasalahan tidur yang lebih lama atau permanen lebih baik melakukan terapi perilaku dan kebiasaan – sangat dianjurkan – seperti memperbaiki persepsi anda tentang tidur dan belajar kebiasaan tidur yang lebih baik, seperti berangkat ke tempat tidur pada waktu yang sama setiap malam, menghindari menonton TV dan menggunakan komputer sebelum tidur, tidak meminum kopi dan makanan-minuman yang mengandung kafein sedikitnya enam jam sebelum tidur, dan perubahan gaya hidup lainnya, seperti tidak mencari hiburan di malam hari. Kenyataannya, dalam tahun 2005, National Institutes Health menyimpulkan bahwa jenis terapi berupa obat yang diberikan berdasarkan resep dokter, hanya efektif untuk perawatan jangka pendek bagi penderita insomnia yang kronis. Dalam banyak kasus, pil tidur bahkan tidak bisa mengatasi masalah tidur anda. “Sekitar separuh dari orang-orang yang merasa kesulitan untuk tidur kemungkinan mempunyai ketertarikan yang kuat atau depresi,” kata Daniel Kripke, MD., seorang pakar tidur dari Universitas California di San Diego.

6. Anda dapat mengejar kesempatan tidur yang hilang pada akhir pekan

Tidak tidur selama malam-malam di hari kerja akan mengganggu irama tubuh kita dan akan menuntut tidur yang bisa mengembalikan kesegaran tubuh. Tidur sampai tengah hari di akhir pekan secara umum sama dengan mempersiapkan tubuh anda untuk mendapatkan “pukulan” bertubi-tubi pada malamnya. Oleh sebab itu daripada mengoreksi kekurangan tidur pada minggu sebelumnya, lebih baik anda menyiapkan suatu siklus waktu tanpa tidur – secara bertahap dikurangi – untuk minggu mendatang. “Tubuh menyukai konsistensi,” kata Donna Arand, PhD., pembicara untuk American Academy of Sleep Medicine. Yang terbaik adalah tidur di sekitar waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan.

7. Tylenol PM (sejenis obat anti alergi seperti CTM) lebih baik dibanding obat tidur beresep lainnya untuk serangan imsomnia yang jarang

Tidak, kalau serangannya lebih lama dibanding beberapa malam, kata Helene Emsellem, M.D., dari Center for Sleep & Wake Disorders di MD. Tylenol PM tidak lebih baik daripada obat tidur beresep, dan bisa kurang efektif dibanding beberapa obat tidur beresep lainnya, katanya. Bahan aktif dalam Tylenol PM adalah obat anti alergi, dan sebagai akibat sampingannya adalah anda akan mengantuk. Sebagian orang melaporkan adanya perasaan “ketergantungan” setelah mengkonsumsi obat anti alergi dibanding dengan obat tidur beresep lainnya. Jika anda memutuskan untuk menggunakan obat anti alergi, jangan memakannya di saat tengah malam, karena obat itu tetap aktif di dalam sistim tubuh anda selama delapan jam atau lebih, sehingga pekerjaan anda bisa terganggu besok harinya. Perbedaan lainnya adalah obat tidur beresep dibuat untuk menjadikan anda bisa melewati seluruh tahap-tahap dalam sirkulasi tidur. Tidak diketahui apakah obat anti alergi bisa berefek sama.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

Enjoy gan, Share your thought.